Kolagen adalah jenis protein yang memainkan peran penting dalam membangun dan mendukung banyak jaringan, dari tulang dan tulang rawan hingga kulit, rambut, mata, dan sistem pencernaan.
Kolagen adalah "lem" yang menyatukan tubuh, membuat sekitar sepertiga dari protein dalam tubuh. Masalahnya, tubuh menghasilkan lebih sedikit kolagen mulai usia tiga puluhan dan empat puluhan. Mengonsumsi kolagen dapat menggantikan apa yang mulai kurang dari tubuh seiring bertambahnya usia, dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Tubuh bekerja keras untuk mencerna protein hewani seperti ayam atau sapi, dan beberapa orang mungkin mengalami gejala pencernaan seperti bersendawa atau sakit perut setelah makan. Kolagen memudahkan proses tubuh untuk mencerna, melalui proses hidrolisis yang memungkinkan peptida kolagen larut dalam air.
Penelitian yang diterbitkan pada Januari 2017 dalam jurnal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism menemukan bahwa atlet dengan nyeri lutut yang mengonsumsi 5 g peptida kolagen setiap hari selama 12 minggu memiliki lebih sedikit nyeri sendi selama latihan dibandingkan dengan kelompok plasebo. Kolagen oral dapat mendukung perbaikan tulang rawan dan mungkin juga memiliki efek anti-inflamasi.
Kepadatan mineral tulang menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, menurut National Osteoporosis Foundation. Menurut sebuah artikel di jurnal Nutrients pada Januari 2018, para peneliti menyimpulkan bahwa kolagen bisa merangsang pembentukan tulang sekaligus memperlambat pengeroposan tulang.
Dalam ulasan Januari 2019 di Journal of Drugs in Dermatology, para peneliti menganalisis 11 studi acak terkontrol plasebo terhadap lebih dari 800 pasien yang mengonsumsi hingga 10 gram kolagen per hari dengan tujuan meningkatkan kesehatan kulit. Hasil? Suplemen terbukti meningkatkan elastisitas kulit, membantu mempertahankan kelembapan dengan lebih baik, dan meningkatkan kepadatan serat kolagen di dalam kulit.
Makanya, tambahkan kolagen topikal pada rejimen perawatan kulit Anda.
Sumber: